Pada anak-anak yang sedang belajar berjalan, sesekali terlihat berjalan jinjit menggunakan ujung kaki pada bagian jari. Pada dasarnya, berjalan jinjit merupakan hal yang wajar pada anak yang sedang belajar berjalan. Biasanya, anak berjalan jinjit hingga usia 3 tahun. Namun, ada juga yang masih melakukan kebiasaan tersebut hingga usia 5 tahun. Bagaimana jika anak menjadi terbiasa berjalan jinjit? Apa masih normal? Kapan Anda harus khawatir mengenai hal ini?
Beberapa ahli menduga, ada 2 faktor yang
menyebabkan anak berjalan jinjit. Pertama karena kebiasaan, kedua
karena adanya gangguan. Saat belajar berjalan, memang sesekali balita
masih berjalan jinjit. Namun, kebiasaan tersebut umumnya akan hilang
dengan sendirinya seiring bertambahnya usia anak. Jika anak berjalan
jinjit hampir setiap kali melangkahkan kaki, maka Anda sebagai orang tua
perlu waspada akan adanya gangguan saraf yang dialami anak Anda.
Jalan jinjit sering ditemukan pada anak
berkebutuhan khusus, yang terkadang tidak ditemukan adanya kelainan pada
otot, sendi dan sarafnya. Biasanya ini disebabkan karena faktor
kebiasaan atau persepsi cara berjalan yang salah dan gangguan pada
indera yang mengatur rasa, nyeri, suhu, tekstur, tekanan, getaran dan
gerakan.
Jika kebiasaan berjalan jinjit menjadi
semakin sering dan anak menjadi sulit mengembalikan posisi kakinya saat
berjalan meski sudah diminta oleh orang tuanya, maka harus dipikirkan
kemungkinan adanya gangguan atau kelainan. Seorang pakar neurologi anak
asal Amerika, Dr. Rami Grossmann, MD, dalam penelitiannya yang dilakukan
tahun 2010, menyebutkan bahwa jalan jinjit pada anak yang berusia lebih
dari 3 tahun bisa menjadi salah satu ciri yang sering ditemukan pada
anak penyandang autisme.
Mengapa dikaitkan dengan autisme? Hal
ini dikarenakan anak yang sering berjalan jinjit memiliki proses
perkembangan sensorik yang berbeda dengan anak normal terutama pada
sensorik sentuhan. Anak yang mengalami masalah perkembangan atau
gangguan saraf biasanya sering ditemukan berjalan jinjit. Namun, tidak
semua anak dengan kebiasaan berjalan jinjit selalu dikaitkan dengan
adanya gangguan autisme. Meski tidak ditemukan adamya gangguan saraf,
kebiasaan anak berjalan jinjit tetap tidak boleh diabaikan. Pasalnya,
membiarkan anak berjalan jinjit dapat memicu terjadinya kerusakan
struktur kaki, tumit serta pergelangan kaki. Maka dari itu, kebiasaan
berjalan jinjit perlu dikoreksi sedini mungkin.
Jika tidak ditangani sedini mungkin,
maka pola berjalan jinjit akan menjadi kebiasaan anak hingga besar.
Kebiasaan berjalan jinjit bisa membuat tumit belakang menjadi pendek
yang pada akhirnya bisa mengakibatkan anak tidak mampu menapak lagi dan
memengaruhi penampilan anak itu sendiri. Jika anak balita Anda masih
suka berjalan jinjit, maka sebaiknya orang tua berkonsultasi dengan
dokter spesialis untuk observasi medis. Kebiasaan berjalan jinjit
umumnya dapat dibantu dengan terapi agar anak bisa berjalan normal.
loading...
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.