Hiperbilirubinemia Penyakit Kuning Pada Bayi Baru Lahir

No Comments

Penyakit kuning pada bayi baru lahir dikenal dalam beberapa istilah, yaitu j​aundiceatau kuning atau ikterus. Ikterus atau jaundice adalah warna kuning pada kulit, konjungtiva, dan mukosa akibat penumpukan bilirubin tidak terkonjugasi pada jaringan. Kondisi ini sering ditemukan pada bayi cukup bulan (60-70%) maupun bayi prematur (~80%). Sebagian besar kasus biasanya bersifat jinak dan bukan merupakan hal yang berbahaya apabila dapat dikendalikan, tetapi bila tidak dikontrol dengan baik dapat menyebabkan kerusakan otak permanen yang serius.
Kuning pada bayi baru lahir adakalanya merupakan kejadian alamiah (fisiologis) tetapi juga dapat  menggambarkan suatu penyakit (patologis). Secara garis besar, batasan kuning pada bayi baru lahir karena proses alamiah (fisiologis) adalah sebagai berikut:
  1. Warna kekuningan nampak pada hari kedua sampai hari keempat.
  2. Secara kasat mata, bayi nampak sehat
  3. Warna kuning berangsur hilang setelah 10-14 hari.
Adapun warna kekuningan pada bayi baru lahir yang menggambarkan suatu penyakit (patologis), antara lain:
  1. Warna kekuningan nampak pada bayi sebelum umur 36 jam.
  2. Warna kekuningan cepat menyebar kesekujur tubuh bayi.
  3. Warna kekuningan lebih lama menghilang, biasanya lebih dari 2 minggu.
  4. Adakalanya disertai dengan kulit memucat (anemia).
Jika ada tanda-tanda seperti di atas (patologis), bayi kurang aktif, misalnya kurang menyusu, maka sebaiknya segera periksa ke dokter terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan.
Ibu dapat melakukan pemeriksaan sederhana untuk mengetahui apakah bayi mengalami hiperbilirubin yaitu dengan mengamati warna kulit yang tampak kuning ketika ditekan beberapa detik dengan ibu jari  Ibu juga bisa mengamati bagian putih di bola mata apakah juga tampak kuning. Bayi biasanya terlihat lelah, agak rewel, malas menyusu, dan urine berwarna kuning pekat.
Penanganan hiperbilirubinemia :
  1. Jika kadar bilirubin tidak terlalu tinggi biasanya tidak perlu pengobatan. Biasanya dokter menyarankan untuk memberikan ASI atau susu formula yang cukup dan pastikan hidrasi bayi tetap terjaga. Tetapi perlu diingat, jika kuningnya sudah menyebar sampai bagian kaki, maka bayi harus segera diperiksakan karena kemungkinan kadar bilirubin sudah semakin tinggi dan membutuhkan penanganan tim medis.
  2. Bila kadar bilirubin mencapai batas terapi sinar, maka bayi sebaiknya dirawat dan dilakukan terapi sinar. Pastikan hidrasi bayi tetap terjaga. Terapi sinar dilakukan dengan cara meletakkan bayi yang hanya mengenakan popok (untuk menutupi daerah genital) dan matanya ditutup di bawah lampu yang memancarkan spektrum cahaya hijau-biru dengan panjang gelombang 450-460 nm. Pada terapi sinar ini bilirubin dikonversi menjadi senyawa yang larut air untuk kemudian diekskresi. Keuntungan dari fototerapi ini adalah non-invasiv (tidak merusak), efektif, relativ tidak mahal, dan mudah dilaksanakan. Dengan terapi sinar, bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati.
  3. Transfusi Tukar. Jika setelah menjalani fototerapi tak ada perbaikan dan kadar bilirubin terus meningkat, maka perlu dilakukan transfusi tukar. Dikhawatirkan kelebihan bilirubin dapat menimbulkan kerusakan sel saraf otak (kernikterus). Efek inilah yang harus diwaspadai karena anak bisa mengalami beberapa gangguan perkembangan. Misalnya keterbelakangan mental, cerebral palsy, gangguan motorik dan bicara, serta 
loading...

Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.