Asam lambung tinggi dapat menyerang siapa saja. Mulai dari anak anka, remaja, dewasa, orang tua hingga ibu hamil sekalipun tidak luput dari masalah pencernaan tersebut. Produksi asam lambung berlebih seringkali menyebabkan mulas, nyeri pada perut, dan kembung. Banyak orang mengalami refluks asam atau heartburn ketika tubuh memproduksi terlalu banyak asam lambung. Wanita yang sedang hamil sering mengalami heartburn kemungkinan besar disebabkan olah tingginya asam lambung pada sang ibu hamil tersebut.
Lapisan internal perut menghasilkan hormon yang disebut sebagai gastrin. Hormon ini merangsang produksi asam hidroklorida atau yang lebih dikenal sebagai asam lambung. Keasaman lambung pada dasarnya penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri ketika makanan berada dalam lambung sebelum dicerna. Asam yang diproduksi di lambung juga penting untuk pencernaan dalam memecah molekul yang sangat kompleks. Akantetapi, produksi asam lambung yang berlebihan tentunya tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Dalam sebagian besar kasus, peningkatan produksi asam ini terutama disebabkan oleh kebiasaan makan. Dalam kasus wanita hamil, efek dari kebiasaan makan yang buruk dapat diperburuk dengan perubahan tubuh karena kehamilan. Seperti keluhan lainnya dalam kehamilan, alasan utamanya adalah karena peningkatan kadar hormon yang menyertai kehamilan itu sendiri.
Selama proses pencernaan, makanan bergerak menuju lambung lewat saluran esophagus. Antara saluran esophagus dengan lambung, teradapat katup otot sebagai pembatas yang disebut lower esophageal sphincter (LES) yang akan membuka atau menutup. Asam lambung tidak akan naik ke tenggorokan selama LES dapat membuka dan menutup sebagaimana mestinya. Karena fluktuasi hormon, LES menjadi lebih rileks dan terbuka sehingga memungkinkan asam lambung lebih sering naik ke esophagus, terlebih ketika tubuh memproduksi asam lambung berlebih.
Selain itu, membesarnya rahim menyebabkan perut harus bergeser bersama dengan organ-organ lain sementara diafragma yang menaungi kerongkongan tumbuh lebih luas. Semua ini berkontribusi terhadap terjadinya refluks asam. Para ahli juga mengatakan bahwa kandungan zat besi yang tinggi dalam vitamin prenatal dapat lebih lanjut mengiritasi lambung dan menyebabkan gejala asam lambung.
Awalnya, penderita asam lambung merasakan ketidaknyamanan seperti mulas, nyeri di bagian perut, nyeri ulu hati hingga dada serta rasa asam pada mulut. Seiring waktu, masalah asam lambung tinggi bisa berkembang menjadi kondisi yang lebih serius dan bisa menyebabkan penderitanya mengalami feses berdarah, batuk kering, sakit tenggorokan hingga penurunan berat badan akibat pencernaan yang bermasalah. Hal ini tentu tidak baik untuk kesehatan ibu hamil dan bisa menghambat tumbuh kembang janin. Masalah pada pencernaan membuat tubuh ibu hamil tidak optimal dalam memasok nutrisi yang dibutuhkan janin yang sedang berkembang.
Oleh karenanya, penting untuk mencegah produksi asam lambung berlebihan. Manajemen diet untuk mengatur produksi asam lambung dapat membantu mengurangi gejala dan mencegah timbulnya kondisi medis lain yang lebih serius terkait kelebihan asam lambung seperti gastritis, ulkus peptikum dan refluks asam.
- Hindari makanan pemicu seperti alkohol, minuman berkafein, minuman berkarbonasi, makanan yang diawetkan dan makanan pedas.
- Hindari makanan berlemak, karena dapat meningkatkan sekresi asam lambung.
- Hindari makanan yang mengandung gas (seperti nanas, nangka, rambutan, durian, sawi, dan kol), karena dapat menyebabkan regurgitasi isi lambung saat
- Makan lebih sering tapi dalam porsi yang lebih kecil.
- Hindari berbaring datar atau tidur setelah makan biarkan tubuh tetap tegak sekitar satu jam setelah makan.
- Melakukan aktivitas ringan setelah makan dapat membantu mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam lambung, tetapi olahraga dan aktivitas berat harus dihindari segera setelah makan.
- Tidur menyamping ke kiri agar posisi lambung lebih rendah dari esophagus, guna mencegah asam lambung naik ke saluran esophagus.
- Stres adalah penyebab utama untuk sejumlah besar penyakit di dalam tubuh, termasuk juga asam lambung tinggi. Oleh karenanya, sebisa mungkin ibu hamil harus bisa menangani dan mengendalikan stresnya dengan baik.
Bila perubahan gaya hidup tidak cukup membantu, penggunaan obat mungkin diperlukan tapi ini harus atas izin dokter, mengingat ibu hamil tidak diperbolehkan mengonsumsi sembarang obat tanpa resep dari dokter.
loading...
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.