Perkembangan kemampuan bicara berlangsung pesat dalam dua tahun pertama kehidupan. Ketika baru lahir, bayi hanya dapat berkomunikasi lewat tangisan. Seiring dengan waktu, ia menunjukkan respons terhadap suara, bersuara melalui ocehan, tawa, teriakan, berusaha menirukan kata-kata, dan pada usia dua tahun diharapkan setidaknya telah mampu mengucapkan kalimat yang terdiri dari dua kata. Perkembangan ini terus berlangsung dan menjadi salah satu dasar penting kecerdasan dan prestasi anak di kemudian hari.
Kecepatan seorang anak dalam belajar bicara berbeda satu sama lain, namun terdapat tanda-tanda perkembangan pada usia tertentu yang perlu dicapai sebelum ia mampu berbicara lancar. Ketika hal ini tidak terjadi, misalnya apabila pada ulang tahun pertama masih belum mengoceh babbling, ada baiknya berkonsultasi ke dokter anak agar dapat dilakukan penilaian mengenai kemungkinan keterlambatan bicara.
Terdapat berbagai kemungkinan penyebab terlambat bicara pada anak, seperti kelainan bentuk organ penghasil suara, gangguan pendengaran, gangguan perilaku, gangguan perkembangan umum, specific language impairment, disabilitas intelektual, kurang stimulasi, masalah psikososial, maupun penyebab lainnya. Beberapa gangguan dapat terjadi bersamaan, misalnya anak dengan gangguan pendengaran juga memiliki gangguan perilaku. Apabila dalam pemeriksaan didapatkan tanda terlambat bicara, dokter akan menyarankan pemeriksaan lebih lanjut untuk mencari kemungkinan penyebab yang perlu ditangani secara khusus.
Secara umum, penanganan terlambat bicara seorang anak perlu dipahami sebagai sebuah konsep jangka panjang yang melibatkan semua pihak yang berada dalam lingkungan anak tersebut. Bersamaan dengan penanganan penyebab terlambat bicara secara khusus, keluarga memegang peranan penting dalam hal mendukung kemajuan perkembangan anak serta menciptakan lingkungan dan sarana yang menunjang anak untuk mengejar ketertinggalannya. Untuk itu, diperlukan komunikasi dan kerja sama yang baik antara tenaga kesehatan seperti dokter dan terapis, keluarga, serta sekolah atau taman bermain tempat anak berinteraksi.
Dalam penanganan terlambat bicara, perlu diketahui sejauh mana anak mampu melakukan aktivitas fungsional sesuai usia dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial. Aktivitas tersebut meliputi kegiatan belajar dan penerapan pengetahuan, kemampuan melaksanakan tugas sehari-hari, berkomunikasi timbal balik, dan berinteraksi dengan orang-orang sekitar dalam kehidupan sosial. Pemahaman mengenai kemampuan aktivitas fungsional dan partisipasi sosial ini kemudian menjadi acuan untuk menentukan tujuan tata laksana dan memantau kemajuan anak serta melakukan penyesuaian yang dibutuhkan. Apabila Anda memiliki anak yang terlambat bicara, penting untuk mendiskusikan hal ini secara berkala dengan dokter atau tenaga kesehatan lain yang menangani anak Anda.
Diagnosis penyebab terlambat bicara berbeda-beda pada tiap anak, derajat beratnya juga berbeda-beda, sehingga jenis penanganan dan lama terapi disesuaikan dengan masing-masing anak. Hasil terapi pun berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya penanganan pada anak yang terlambat bicara karena gangguan pendengaran. Pada gangguan pendengaran sedang hingga berat, disarankan agar anak memakai alat bantu dengar sejak dini, di samping terapi wicara dan jenis terapi lain apabila dibutuhkan. Sekali lagi, penanganan ini dilakukan secara individual sesuai kebutuhan anak. Semakin dini dilakukan penanganan, diharapkan hasil yang dicapai akan semakin baik.
Klik Next untuk mengetahui cara pencegahannya !
loading...
Dear readers, after reading the Content please ask for advice and to provide constructive feedback Please Write Relevant Comment with Polite Language.Your comments inspired me to continue blogging. Your opinion much more valuable to me. Thank you.